Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah terpantau semakin menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis pertumbuhan ekonomi RI di atas 5%.

Melansir Refinitiv, rupiah bertengger di posisi Rp16.020/US$ pada Senin (6/5/2024), menguat 0,37% dalam sehari. Secara intraday rupiah bahkan sempat menyentuh level terkuat di Rp15.970/US$.

Ini menjadikan rupiah sudah terapresiasi selama tiga hari beruntun.


Penguatan rupiah terjadi sebab tekanan terhadap indeks dolar AS (DXY) dan yield US Treasury kian mereda.

Sebagaimana diketahui, setelah data pasar tenaga kerja negeri Paman Sam mendingin pekan lalu, DXY sudah melandai menjauhi posisi 106. Pantauan CNBC Indonesia hingga pagi ini, Selasa (7/5/2024) pukul 07.00 WIB, DXY berada di 105,10 atau melemah 0,02%.

Begitu juga dengan imbal hasil US Treasury pada penutupan kemarin Senin, (6/5/2024) terpantau susut 0,51% menuju posisi 4,49%.

Dari dalam negeri, data pertumbuhan ekonomi yang positif juga mendorong penguatan rupiah. Pada kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia periode kuartal I-2024 tumbuh 5,11% secara tahunan (yoy), melampaui ekspektasi dari polling CNBC Indonesia yang memperkirakan tumbuh 5,09% yoy.

Selain itu, terpantau pula investor asing masuk ke pasar keuangan domestik yang menunjukkan bahwa investor asing mulai optimis dengan pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia (BI) telah merilis data transaksi 29 April – 2 Mei 2024, bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat tercatat beli neto Rp3,06 triliun terdiri dari beli neto Rp3,75 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,58 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Mei 2024, investor asing jual neto Rp53,76 triliun di pasar SBN, beli neto Rp6,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,87 triliun di SRBI.

Teknikal Rupiah

Dalam waktu per jam, tren pergerakan rupiah semakin kokoh dalam penguatan, level psikologis Rp16.000/US$ semakin dekat untuk ditembus ke bawah, dengan begitu potensi menguji penguatan ke support terdekat di Rp15.930/US$ kian memugkinkan.

Sebagai catatan, support tersebut didapatkan dari high candle intraday pada 4 April 2024, menandai posisi sebelum terjadi gap up pada 16 April 2024.

Meski begitu, pelaku pasar juga patut mewaspadai jika ada potensi pembalikan arah melemah lagi dari rupiah dengan mengantisipasi posisi resistance di Rp16.110/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 200 jam atau Moving Average/MA 200.




Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Indek Dolar Melesat, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?


(tsn/tsn)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *