Jakarta, CNBC Indonesia – Kapitalisasi pasar emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus menanjak hingga nyaris menyentuh Rp 1.600 triliun pada perdagangan sesi I Jumat (17/5/2024).

Pada sesi I hari ini, kapitalisasi pasar (market cap) BREN sudah mencapai Rp 1.508,44 triliun. Bahkan sekitar pukul 09:30 WIB, market cap BREN sempat menyentuh sekitar Rp 1.600 triliun atau seperdelapan dari total kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hingga sesi I hari ini, saham BREN masih melesat. Per pukul 10:00 WIB, BREN terpantau melonjak 8,67% ke posisi Rp 11.275/unit. Bahkan mendekati pukul 10:00 WIB, BREN menyentuh level tertinggi sementaranya di Rp 12.200/unit.

Saham BREN pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 7.409 kali dengan volume transaksi mencapai 12,97 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 146,03 miliar.

Presiden Direktur BREN, Hendra Soetjipto Tan buka suara tentang lonjakan harga saham hingga menjadi emiten dengan (market cap)terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Capaian itu tak lepas dari harga saham BREN yang sudah terbang lebih dari 1.000% sejak melantai di BEI pada 9 Oktober 2023 lalu.

Dengan posisi harga tertinggi sementaranya di Rp 12.200/unit, maka BREN telah mengalami lonjakan hingga 1.464,1% dari harga saat penawaran umum (IPO) sebesar Rp 780/unit.

Hendra menegaskan bahwa pihaknya tidak dalam posisi mengomentari naik atau turun harga saham yang ditentukan oleh mekanisme pasar. Meski begitu, Hendra menyoroti dua faktor yang kemungkinan membuat saham BREN diminati oleh para investor.

Pertama, industri EBT sedang menjadi primadona di kalangan investor. Tapi sejauh ini belum banyak perusahaan yang fokus di bisnis EBT yang sahamnya sudah diperdagangkan di BEI.

Kedua, kepercayaan investor terhadap prospek kinerja BREN. Hendra menyatakan dalam empat tahun terakhir ini BREN mencetak kinerja keuangan yang solid dan terus tumbuh. Dari tahun 2020-2023 BREN mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 4,5% secara tahunan dan pertumbuhan laba bersih 18,7%.

Secara operasional, BREN memiliki sederet portofolio pembangkit listrik berbasis EBT. Dari segmen panas bumi (geothermal), BREN mengoperasikan 886 megawatt (MW).

Bahkan, BREN saat ini sedang dalam proses menambah kapasitas aset sebanyak 116 MW dan akan berlanjut dengan pengembangan area baru 1.000 MW. Sehingga total potensi kapasitas geothermal BREN bisa mencapai 2.002 MW.

Setelah menyelesaikan proses akuisisi, di segmen listrik tenaga angin, BREN saat ini mengoperasikan 78 MW dan memiliki pengembangan area baru dengan potensi 318 MW. Sehingga total potensi listrik tenaga angin BREN akan mencapai 396 MW.

Di luar itu, BREN juga tengah mencari peluang akuisisi. Aset yang diincar baik yang berlokasi di Indonesia maupun peluang akuisisi aset EBT di luar negeri.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Video: Saham Milik Prajogo Pangestu Berguguran, Masih Bisa Turun Lagi?


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *