Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten tambang emas-tembaga, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), sukses melambung tinggi sejak melantai di bursa pada 7 Juli 2023. Hal tersebut membuat sang komisaris utama Agus Projosasmito bertambah kaya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 28 Mei 2024, saham AMMN sempat menyentuh harga Rp 15.000/saham, terbang 785% sejak listing.

Kini, AMMN berada di peringkat ketiga emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di bursa, yakni sempat tembus Rp 1.000 triliun sebelum surut pada perdagangan hari ini. Di atas AMMN, ada bank swasta terbesar RI Bank Central Asia (BBCA) dan emiten paling berharga BEI milik taipan Prajogo Pangestu Barito Renewables Energy (BREN). Sementara di bawahnya ada Chandra Asri Pacific (TPIA) dan bank BUMN Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang memiliki market cap Rp567,00 triliun.

Agoes Projosasmito atau dikenal juga sebagai Agoes Projo memimpin ‘geng’ taipan baru dari AMMN. Dirinya juga menjadi orang dengan lompatan peringkat tertinggi, dari semula tidak masuk daftar, tahun ini melonjak ke peringkat 8 orang terkaya RI dalam publikasi tahunan Forbes dengan harta kekayaan US$ 5,4 miliar (Rp 86,4 triliun).

Saat ini, kekayaan Agoes Projo tambah tebal setelah saham AMMN melonjak 100% lebih sejak awal tahun. Mengutip data Forbes Real Time Billlionaire kekayaan Agoes Projo mencapai US$ 9,1 miliar (Rp 145,6 triliun).

Sosok Agoes Projo

Agus Projosasmito, eks bankir yang dekat dengan banyak pengusaha, termasuk Anthoni Salim, tercatat menjadi pengendali AMMN yang menggenggam saham perusahaan lewat PT AP Investment.

Menurut prospektus penawaran saham perdana (IPO), PT AP Investment dimiliki oleh Agus Projosasmito yang terdiri dari 750 lembar saham biasa. Selain Agus, ada nama Aditya Sasmito yang memiliki 250 lembar saham biasa dan Adrian Wicaksono sebanyak 250 lembar saham biasa AP Investment.

Per 31 Agustus 2023, AP Investment memiliki 15,58% saham AMMN. Dengan kepemilikan 60% saham di AP Investment, Agus Projo berarti memiliki secara tidak langsung sebanyak 9,3% saham AMMN.

Nama Agus Projosasmito sendiri sudah menancap di pertambangan. Ia baru-baru ini diputuskan menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) milik Grup Bakrie, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 30 Juni 2023 lalu. Ia juga sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama sebagai emiten pertambangan emas milik Grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS).

Agus diketahui dekat dengan Salim, dan merupakan sosok sentral di balik masuknya Salim di Grup BUMI. Kabar ini tidak serta merta, tetapi berasal dari penunjukkan nama Agus sebagai Direktur Utama BRMS di tengah tahap akuisisi saham perusahaan oleh Grup salim. Ia hadir menggantikan Suseno Kramadibrata yang saat itu menjabat sebagai Wakil Direktur Utama perseroan.

Sebelum menjadi pucuk pimpinan di emiten tambang, Agus memulai kariernya di industri keuangan. Sebagai investment bankir, salah satu milestone penting dalam karier Alumni Australian National University adalah menjadi Presiden Direktur Danareksa Sekuritas.

Selain itu beberapa posisi penting di industri keuangan yang pernah dijabarkan Agus termasuk Komisaris Utama di PT NC Securities, Wakil Presiden Direktur di PT DBS Securities Indonesia, Direktur di PT Merincorp Securities Indonesia, Head of Capital Market di PT Merchant Investment Corp, serta Head of Capital Market di PT Danareksa (Persero).

Jejaknya di industri keuangan terlihat dari transaksi-transaksi penting di Indonesia, dari mulai pendirian Star Energy dengan akuisisi operasi lepas pantai Conoco Phillips di Natuna pada 2002 hingga akuisisi situs geotermal Wayang Windu dari Credit Suisse dan Deutsche Bank pada 2004.

Setelah menghabiskan tiga dekade karier cemerlang di industri keuangan, Agus mulai memfokuskan diri terjun di industri padat modal lain, yakni pertambangan.

Masuknya Agus ke industri pertambangan ikut menjalin kedekatan dengan bos Grup Salim. Agus disebut menjalankan beberapa proyek bisnis dengan Anthoni Salim di bawah bendera Ithaca Resources yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.

Meski telah lama berbisnis tambang, langkah terbesarnya yang benar-benar terlihat oleh publik adalah lewat akuisisi tambang tembaga-emas di Nusa Tenggara Barat dari perusahaan Amerika Serikat.

Agus merupakan salah sosok kunci akuisisi Newmont Nusa Tenggara (NNT) dari Newmont Mining Corp. Dan Sumitomo Corporation oleh Medco Energy (MEDC) tahun 2016 silam. Total transaksi pengambilalihan perusahaan yang berganti nama menjadi Amman Minerals tersebut mencapai US$ 2,6 miliar atau setara Rp 34,32 triliun (asumsi kurs Rp 13.200/AS kala itu).

Sebelum mencapai kesepakatan final, Agus dikabarkan merupakan yang paling awal mencari dana dan investor strategis untuk akuisisi Newmont lewat konsorsium lokal. Konsorsium itu disebut berisikan beberapa pengusaha terkenal termasuk keluarga Kiki Barki yang merupakan pengendali emiten tambang batu bara Harum Energy (HRUM) dan pendiri Medco, Arifin Panigoro. Meski akhirnya kesepakatan diperoleh dengan nama terakhir.

Medco Energi Group dan AP Investment milik Agus akhirnya diketahui bekerja sama mengakuisisi saham di Amman Mineral dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Dalam kepekatan akuisisi tersebut, emiten tambang emas milik Grup Bakrie, BRMS, akhirnya ikut menjual kepemilikan sahamnya di NNT lewat PT Multi Daerah Bersaing (MBD) kepada Medco senilai US$ 400 juta.

Seperti mengulang sejarah, kini Grup Bakrie dikabarkan kembali melepas kepemilikannya kepada pihak lainnya yang ikut dimotori Agus Projosasmito. Jika sebelumnya bersama Medco, kali ini ia menyelinap ke perusahaan Grup Bakrie bersama Anthoni Salim.

Grup Salim diduga masuk ke BRMS melalui Emirates Tarian Global Ventures yang hingga 6 Juni tercatat menggenggam 25,10% saham BRMS, menurut data KSEI.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Emirates Tarian aktif membeli saham BRMS sejak Desember 2021, dan kemudian, secara perlahan menambah kepemilikannya di emiten tambang emas tersebut. BUMI yang masih merupakan pengendali BRMS saat ini tercatat hanya menguasai 4,88%.

PT Ficomindo Buana Registrar mencatat Emirates Tarian Global Ventures merupakan perusahaan yang beralamat di Cricket Square, Hutchins Drive PO BOX 2681 Grand Cayman Ky1-1.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


5 Sosok Taipan Penguasa Tambang Batu Bara di Indonesia


(fsd/fsd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *