Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data indeks kepercayaan konsumen AS terpantau meningkat serta inflasi AS yang masih cukup sticky.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup terdepresiasi 0,44% di angka Rp16.155/US$ pada hari ini, Rabu (29/5/2024). Pelemahan rupiah ini senada dengan penurunan yang terjadi kemarin (28/5/2024), sebesar 0,16%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:55 WIB naik ke angka 104,63 atau menguat tipis 0,02%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan kemarin yang berada di angka 104,61.



Lemahnya mata uang Garuda kembali terjadi ditengarai salah satunya akibat indeks kepercayaan konsumen AS naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya.

Keyakinan konsumen yang meningkat menunjukkan daya beli masyarakat AS masih kuat di tengah kekhawatiran inflasi dan era suku bunga tinggi. Hal ini bisa memicu kebijakan hawkish bank sentral AS (The Fed) berlanjut.

Adapun inflasi AS saat ini berada di angka 3,4% year on year (yoy). Angka ini memang lebih rendah dibandingkan kenaikan pada Maret 2024 yang berada di angka 3,5% yoy.

Namun demikian, inflasi AS ini masih jauh di atas target The Fed yakni di angka 2%. Oleh karena itu, kebijakan higher for longer masih akan menjadi keputusan The Fed setidaknya dalam jangka waktu dekat.

Tidak sampai disitu, pelaku pasar juga masih bersikap wait and see data inflasi PCE yang akan dirilis pekan ini. Data ini menjadi penting mengingat PCE akan menggambarkan kondisi ekonomi AS sebagai acuan kebijakan bank sentral AS atau the Fed ke depan juga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Pasar Semakin Ragu dengan The Fed, Rupiah Kembali Loyo


(rev/rev)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *