Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka berjatuhan pada perdagangan Rabu (29/5/2024), di tengah melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka ambles 1,03% ke posisi 38.451,21, S&P 500 merosot 0,81% ke 5.262,94, dan Nasdaq Composite melemah 0,78% menjadi 16.887,25.

Nasdaq yang sebelumnya sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa barunya kemarin, pada awal sesi perdagangan hari ini berbalik arah dan keluar dari level psikologis 17.000.

Wall Street terkoreksi setelah yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) terpantau melonjak. Yield Treasury acuan tenor 10 tahun naik 5,6 basis poin (bp) menjadi 4,598%.

Kenaikan yield Treasury ini terjadi karena investor mempertimbangkan keadaan perekonomian Negeri Paman Sam dan mencerna lelang obligasi lima tahun yang buruk.

Yield Treasury kembali naik setelah lelang obligasi 5 tahun oleh Departemen Keuangan AS senilai US$ 70 miliar menunjukkan permintaan yang rendah. Rasio bid-to-cover, yang merupakan ukuran permintaan yang diawasi dengan ketat, berada pada angka 2,3, di bawah rata-rata 10 lelang sebesar 2,45.

Investor juga mempertimbangkan bagaimana keadaan perekonomian dan menunggu data ekonomi baru yang dirilis sepanjang pekan ini yang dapat menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

“Saham terpukul di sebagian besar pasar utama karena pergerakan harga AS yang buruk mulai Selasa berlanjut hingga Rabu, dan narasinya mulai sedikit terpecah, dengan perbincangan makro yang mengkhawatirkan percepatan kembali inflasi, sementara industri tertentu bergulat dengan implikasi EPS dari disinflasi/deflasi,” kata tAdam Crisafulli dari Vital Knowledge, dikutip dari CNBC International.

Investor di AS menanti rilis data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed.

Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan di 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.

Namun baru-baru ini, data ekonomi yang lebih kuat dan kekhawatiran baru mengenai potensi penurunan belanja konsumen telah mengurangi prospek suku bunga.

Alhasil, perkiraan pasar akan pemangkasan suku bunga akan dilakukan pada September cenderung kembali menurun. Melansir perhitungan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan 43,3% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada September.

Dari kabar emiten di AS, saham Nvidia turun lebih dari 1%, mencatat sesi negatif pertamanya sejak membukukan pendapatan blockbuster pekan lalu.

Selama tiga hari perdagangan setelah laporan tersebut dirilis, Nvidia melonjak sekitar 20%.

Saham raksasa teknologi AS lainnya juga berjatuhan pada awal sesi hari ini, dengan Tesla, Alfabet, Microsoft, dan Meta semuanya berada di teritori koreksi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Galau Parah, Hari Ini Dibuka Merana Lagi


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *