Jakarta, CNBC Indonesia- Pelemahan Rupiah Terus berlanjut di tengah meningaktnya tensi ketegangan geopolitik Timur Tengah hingga penantian hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Rupiah masih berada di level Rp 16.205 per Dolar AS dalam pembukaan perdagangan Senin (22/04), di tengah depresiasi Rupiah Yield SBN tenor 10 tahun tembus di atas 7%.

Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan tekanan Rupiah dan kenaikan yield SBN disebabkan 2 sentimen utama yakni terkait data inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar serta masih kuatnya net sell asing imbas rilis data inflasi AS. Sementara dampak perang Timur Tengah masih terus dipantau oleh pelaku pasar.

Rudiyanto juga mengatakan saat Yield SBN 10% sudah tembus 7% maka peluang untuk rebound atau turun akan cukup besar mengingat penyebabnya didorong sentimen eksternal.

Seperti apa pasar melihat tekanan pada yield SBN hingga Rupiah? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Senin, 22/04/2024)

Saksikan live streaming program-program CNBC Indonesia TV lainnya di sini




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *