Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan saham emiten BUMN farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) masuk radar pemantauan. Dalam keterbukaan informasi, bursa menjelaskan saham tersebut masuk pemantauan karena sama-sama mengalami penurunan harga yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).

INAF terakhir berada di zona merah pada posisi Rp176 per saham pada 19 April 2024. Mengutip RTI Business, saham INAF telah terkoreksi 29,60% dalam sepekan terakhir. Bahkan, dalam enam bulan terakhir, saham pelat merah itu tercatat ambruk 56,44%.

“Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” jelas BEI dalam pengumumannya, dikutip Senin (22/4/2024).

Bursa kemudian meminta para investor untuk memperhatikan jawaban INAF atas konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan, mengkaji berbagai aksi korporasi, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang akan timbul.

Indofarma tengah terlilit sejumlah masalah keuangan. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, perusahaan telah resmi mengajukan penundaan pembayaran kewajiban utang sementara (PKPU) kepada PT Foresight Global, yang dikabulkan hakim pada 28 Maret 2024.

Selain itu, Indofarma dikabarkan belum membayar gaji karyawannya untuk periode Maret 2024. Sebab, INAF belum memiliki kecukupan dana operasional untuk memenuhi kewajiban pembayaran upah karyawan.

Indofarma terakhir kali melaporkan laporan keuangan pada periode kuartal III-2023. Bila dirinci, perusahaan memang mencatatkan kinerja negatif. Rugi bersih INAF tercatat membengkak, ekuitas minus, utang melonjak, dan arus kas negatif.

Per 30 September 2023, rugiIndofarma naik secara tahunan, dari Rp 183,11 miliar menjadi Rp 191,7 miliar. Margin Perseroan juga turun per September 2023 menjadi 2,30%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,44%.

Selain itu, arus kas bersih dan setara kas perusahaan tercatat turun Rp60,01 miliar. Hal ini disebabkan terjadinya arus kas negatif pada arus kas aktivitas operasi dan investasi.

Bila dirinci, arus kas aktivitas operasi sebesar minus Rp 188,66 miliar, disebabkan oleh pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan dan pembayaran bunga tidak sebanding dengan penerimaan kas dari pelanggan.

Penurunan kas dari pelanggan didorong dari anjloknya penjualan perusahaan sebesar 50,75% yoy menjadi Rp445,7 miliar.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sulit Bayar Utang, Indofarma (INAF) Resmi PKPU


(mkh/mkh)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *